Praktik

Praktik

Sabtu, 17 April 2010

BUDAYA PENGGUNAAN TUMBUHAN OBAT HERBAL/TRADISIONAL TEH ROSELLA SEBAGAI PENGOBATAN

BUDAYA PENGGUNAAN TUMBUHAN OBAT HERBAL/TRADISIONAL TEH ROSELLA
SEBAGAI PENGOBATAN

Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Antropologi Budaya dan Kesehatan
Semester III tahun ajaran 2008
Dosen pengampu ; Nana sudiana, S.IP










OLEH :
KETUT SUDIARSA
NIM : 010701058



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN-SEMARANG
2008

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan herbal adalah penggunaan seluruh atau beberapa bagian tanaman untuk mengobati berbagai macam penyakit dan mempertahankan kesehatan. Penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Zaman dahulu, penggunaan tanaman obat selalu dikaitkan dengan mitos dan ilmu sihir. Namun, sekarang penggunaan tanaman obat sudah didukung ilmu modern. Banyak tanamanan obat yang dulunya hanya warisan turun temurun dari generasi ke generasi, sekarang menemukan cara penggunaan yang baru, setelah dirinci melalui analisis kimia dan uji klinis. Penelitian terus menerus dilakukan dengan tujuan meningkatkan manfaat dan keamanan tanaman obat.
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu. Budaya juga mempengaruhi tempat masuk kedalam sistem pelayanan kesehatan dan mempengaruhi cara melaksanakan kesehatan pribadi. Keyakinan rakyat yang didasarkan oleh kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan penyakit bagi orang yang mempunyai sistem keyakinan tradisional. Hal-hal seperti kultural, etnik, agama, dan letak geografis sering mencerminkan keyakinan yang dimiliki mengenai fenomena ini.
Upaya pencegahan, perawatan dan pengobatan suatu penyakit di Indonesia dapat melaui system pengobatan moderen dan alternatif (tradisional) seiring dengan dinamika perkembangan dimasyarakat, disuatu daerah tertentu yang belum terjangkau oleh system kesehatan formal, permasalahan yang terkait dengan kesehatan masyarakat akan berlangsung atas dasar kearifan budaya setempat ( tradisi/budaya).
Indonesia adalah Negara hukum, sehingga seluruh tatanan kehidupan diatur oleh hukum, baik sebagai masyarakat terhadap Negara ataupun aturan terhadap kepentingan antar masyarakat sendiri. Demikian pula dibidang pelayanan kesehatan. Tata cara pemberian terapi oleh tenaga kesehatan yang berbentuk medikamentosa atau obat-obatan diatur dengan hukum.
Obat trdisional semakin mendapat banyak perhatian selama decade terakhir, baik dari kalangan medis maupun kalangan industri. Hal ini dikarenakan potensinya sebagai obat alternatif maupun prospek yang cukup menjanjikan bagi industri jamu, food suplemen maupun industri farmasi. Mahalnya harga obat dari tahun ke tahun, karena ketergantungan bahan baku impor, oleh karena itu upaya pengembangan obat tradisional menjadi tumpuan harapan karena ketersediaan sumber daya alam tropis yang melimpah.
Kekayaan sumber daya alam Indonesia dengan keanekaragaman hayati darat dan laut terbesar di dunia, memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan darat, bahkan ratusan ribu spesies mikroba baik yang hidup didarat, laut, maupun hidup pada tumbuhan sebagai endophyt. Dari kekayaan hayati darat, telah diidentifikasi bahwa sekitar 940 spesies tumbuhan memiliki khasiat sebagai obat.
Adanya kecenderungan gaya hidup back to nature dan kekhawatiran efek samping obat-obatan kimiawi sekarang ini membuat pengobatan trdisional semakin meningkat peminat pemakainya. Hal ini dibuktikan oleh semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional. Hal ini ditunjang dengan banyaknya halangan medis yang ikut serta mengembangkannya dan tidak lagi tabu mempergunakannya, sehingga banyak dijumpai petugas kesehatan yang sudah mengkombinasikan cara pengobatannya dengan obat trdisional.
Kecenderungan penggunaan obat tradisional antara lain didasari pada beberapa alasan berikut:
1. Harga obat-oabatan berbahan kimia saat ini relatif semakin mahal, sehingga masyarakat mulai mencari alternatif pengobatan yang lebih murah dan mudah didapatkan, tetapi tidak kalah manjur dengan obat-obatan kimia
2. Menurunnya citra pengobatan konvensional dari segi efektivitasnya untuk pengobatan
3. Bahan tumbuh-tumbuhan obat tradisional mudah didapat disekitar lingkungan, bahkan dapat ditanam sendiri.
4. Efek samping yang ditimbulkan oleh tumbu-tumbuhan obat tradisional relative lebih kecil dibandingkan denga obat dari bahan kimia.
5. Sebagai salah satu metode alternatif pengobatan.
6. Kandungan obat tradisional menjadi dasar pengobatan moderen.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah membuat makalah ini mahasiswa dapat mengetahui tentang tanaman obat herbal atau obat tradisional teh rosella.
2. Tujuan Khusus
a. Mendefinisikan obat tradisional/herbal (teh rosella)
b. Menjelaskan prospek penggunaan pengobatan tradisional/herbal (teh rosella)
c. Menyebutkan manfaat dan efek samping teh rosella bagi kesehatan
d. Menganalisis kendala dan permasalahan penggunaan obat herbal
e. Menjelasakn cara penggunaan teh rosella

C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi obat tradisional/herbal (teh rosella)
2. Mahasiawa dapat mengetahui tentang prospek penggunaan pengobatan tradisional/herbal (teh rosella)
3. Mahasiawa dapat menyebutkan manfaat dan efek samping teh rosella bagi kesehatan
4. Mahasiawa dapat menganalisis kendala dan permasalahan penggunaan obat herbal
5. Mahasiawa dapat menjelasakn cara penggunaan teh rosella


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Obat Tradisional/Herbal (Teh Rosella)
Obat tradisional menurut Undang-undang No. 23 Tahun 1992 adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenika), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat. Umumnya, pemanfaatan obat tradisional lebih diutamakan sebagai upaya preentif untuk menjaga kesehatan. Selain itu ada pula yang menggunakannya untuk pengobatan suatu penyakit.
Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) adalah tanaman dari keluarga sejenis kembang sepatu.. Tanaman perdu ini bisa mencapai 3-5 meter tingginya. Jika sudah dewasa, tanaman ini akan mengeluarkan bunga berwarna merah. Bagian bunga dan biji inilah bermanfaat baik untuk kesehatan. Tanaman ini merupakan tanaman obat herbal yang dapat berfungsi sebagai obat.

B. Prospek Penggunaan Pengobatan Tradisional/Herbal (Teh Rosella)
Saat ini dengan perkembangan yang sangat pesat dari penelitian-penelitian tanaman obat, kalangan medis banyak yang menganjurkan untuk menggunakan pengobatan dengan obat herbal. Salah satu tanaman herbal yang digunakan adalah teh rosella. Menurut DEP.KES.RI.No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gr rosella mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2. kandungan lainya adalah kalsium 486 mg, omega 3, Magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti lysine dan agrinine. Bunga rosella juga kaya akan serat yang bagus untuk kesehatan saluran pencernaan.
Tanaman yang berkembang biak dengan biji ini bermanfaat baik untuk kesehatan. Stamina tubuh akan meningkat jika minum teh rosella, masuk akal karena di rosella mengandung vitamin C dan mineral esensial yang cukup tinggi. Vitamin C rosella juga dipercaya mampu menangkal radikal bebas penyebab kanker. Kalsium yang tinggi dapat mencegah keropos tulang. Sedangkan zat-zat tertentu di dalam rosella mampu meremajakan sel tubuh serta melindungi tubuh dari infeksi kuman dan virus.

C. Manfaat Dan Efek Samping Teh Rosella Bagi Kesehatan
Teh rosella dikenal sebagai antioksidan yang sangat baik bagi kesehatan. Manfaat yang bisa diambil dari mengonsumsi teh rosella diantaranya adalah mencegah terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Kandungan theaflavins dan catechins membantu menjaga kadar kolesterol dalam darah. Selain itu ada beberapa khasiat lainnya yaitu:
1. Meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
2. Menormalkan kadar gula darah , asam urat dan kolesterol dalam tubuh. baik untuk perokok karena dapat mengurangi dampak negatif dari nikotin serta dapat membasmi virus TBC dan mengurangi ketergantungan terhadap narkoba serta mencegah kanker.
3. Mengatasi batuk, sakit tenggorokan, mengobati sariawan mengawetkan kehalusan kulit dan mengurangi keriput.
4. Dapat menurunkan berat badan, cocok untuk program diet.
5. Melindungi dari infeksi kuman, anti bakteri , anti virus serta dapat mengobati keracunan.
6. Bagi Anak-anak bermanfaat mempercepat pertumbuhan otak, karena mengandung omega-3 dan memacu pertumbuhan DHA.
7. Memperbaiki metabolisme tubuh, memperlambat menopouse dan tulang keropos/pengapuran tulang.
8. Mengurangi pusing / migraine.
9. Mengandung multivitamin, termasuk vit.C dan Beta karoten.
Belum pernah dilaporkan efek samping yang serius akibat konsumsi kelopak Rosella selain jantung berdebar. Namun Peter Hardwick dari jurnal Australian Food Plants Study Group Newsletter mengatakan bahwa ada spesies lain dari Rosella yang disebut Native Rosella (Hibiscus heterophyllus) yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi. Bunga segarnya mirip Rosella (Hibiscus sabdariffa). Oleh karena itu, hati-hati, jangan sampai salah pilih. Namun banyak kesaksian lain yang sudah mengkonsumsi selama bertahun-tahun tidak menimbulkan efek sama sekali.

D. Kendala Dan Permasalahan Penggunaan Obat Herbal
Beberapa kendala dan permasalahan menggunakan obat herbal yang belum terstandar yaitu:
1. Sikap dunia medis yang masih belum sepenuhnya menerima obat herbal dalam pelayanan medik.
2. Sistem pendidikan kedokteran yang masih lebih mengacu pada pengobatan moderen
3. Perbedaan tata niaga antara obat moderen dengan obat tradisional/herbal
4. Ketidaktahuan masyarakat karena kurangnya sosialisasi pemerintah
5. Berkurangnya kepercayaan kaum terpelajar terhadap obat tradisional
6. Biaya penelitian dan uji praklinik dan klinik yang mahal

E. Cara Penggunaan Teh Rosella
Jika Anda ingin membuat teh rosella, ambil sekitar 3-4 kuntum bunga rosella segar/yang sudah dikeringkan, cuci bersih dan belah dua. Seduh dengan 200 ml air panas, aduk sambil sedikit di tekan-tekan kelopak bunganya hingga air berwarna merah, saring. Tambahkan 1 sdm air jeruk nipis dan 3 sdm madu. Sajikan hangat.


BAB III
PEMBAHASAN

Penggunaan obat-obat tradisional/herbal (obat rakyat) sekarang ini terus meningkat tanpa memandang etnik, kultur dan latar belakang budaya. Ketika seseorang menggunakan obat-obatan yang berasal dari warisan budaya etnokultural, maka penggunaan obat-obatan ini disebut sebagai ”perawatan kesehatan tradisional”. Penggunaan obat tradisional/herbal bukan praktik baru, namun sudah dilakukan dari generasi kegenerasi berikutnya.
Penggunaan obat tradisional/herbal sebagai terapi komplementer merupakan bagian dari sistem pengobatan yang lengkap. Saat ini obat herbal sudah banyak digunakan di beberapa rumah sakit untuk terapi penunjang dan sebagai upaya preventif. Umumnya sebagain besar obat tradisional/herbal yang digunakan di rumah sakit dalam bentuk fitofarmaka, bukan dalam bentuk herbal terstandar atau dalam bentuk jamu. Beberapa contoh obat tradisional yang telah masuk sebagai terapi komplementer di rumah sakit diantaranya adalah tanaman meniran, temulawak, seledri dan lain-lain.
Anggapan awal bahwa segala metode yang dikategorikan tradisional adalah “kuno” tidak ilmiah mestinya tidak ditinggalkan begitu saja, akan tetapi justru perlu diupayakan pendekatan sehingga pengkajian terhadap manfaat system pengobatan tradisional, berpeluang untuk dikaji lebih lanjut secara berkesinambungan untuk mengetahui secara pasti manfaat yang dapat diambil dari tanaman-tanaman obat. Penggunaan obat tradisional/herbal sudah dilindungi oleh hukum hal ini diatur dalam undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Jadi pemakaian obat tradisional dilegalkan.
Beberapa khasiat bunga rosella ditemukan oleh beberapa ahli salah satunya adalah Ir Didah Nurfarida MSi, periset Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor menemukan kandungan antioksidan pada teh kelopak merah pada 2006. Jumlahnya 1,7 mmmol/prolox, lebih tinggi dibanding kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis meluruhkan batu ginjal. Jumlah antioksidan itu diperoleh dengan menggerus 3 kuntum rosela menjadi 1,5 g bubuk dan diberi air 200 ml. Hasilnya dimasukkan ke spektrofotometer. Alat itu menganalisis seluruh kandungan kimia berdasarkan panjang gelombang yang dibiaskan larutan. Dengan adanya antioksidan, sel-sel radikal bebas yang merusak inti sel dapat dihilangkan, kata Didah. Itu sebabnya rosela memiliki efek antikanker. Yang paling berperan adalah antosianin. Antosianin pigmen tumbuhan berperan menjaga kerusakan sel akibat peyerapan sinar ultraviolet berlebih.
Selain itu di Selandia Baru, John McIntosh meneliti kandungan antioksidan. Periset dari Institute of Food Nutrition and Human Health, Massey University, itu mengekstrak rosela dengan mengeringkan kelopak bunga pada suhu 500 C selama 36 jam. Tiga gram oseile rouge-sebutan rosela di Perancis-hasil pengeringan diencerkan dalam 300 ml air. Larutan itu dimasukkan ke tabung spektrofotometer. Hasilnya rosela mengandung 51% antosianin, sedangkan antioksidannya 24%. Angka-angka itu kemudian digunakan Yun-Ching Chang dari Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical University, Taiwan. Periset itu menguji efektivitas antosianin rosela untuk penghambatan sel kanker darah atau leukemia. Ternyata, pigmen alami dari Hibiscus sabdariffa tak hanya menghambat pertumbuhan sel kanker HL-60, tetapi juga mematikannya. Dosis yang diberikan hanya 0-4 mg/ml rosela. Antosianin yang berpengaruh diberi nama delphinidin 3-sambubioside.
Khasiat kelopak zuring-sebutan rosela dalam bahasa Belanda-untuk hipertensi dibuktikan Abd Al-Aziz Sharaf dari Sudan Research Unit, Institute of African and Asian Studies. Seperti dikutip Planta Medical Journal pada 1962, kelopak rosela bersifat hipotensif-antihipertensi-dan antikejang pernapasan. Tiga puluh tujuh tahun kemudian, sifat antihipertensi itu diuji secara klinis oleh M. Haji Faraji dan A.H. Haji Tarkhani dari Shaheed Beheshti University of Medical Sciences and Health Services, Teheran, Iran. Sebanyak 54 pasien bertekanan darah tinggi di Tehran’s Shariati Hospital dihitung tekanan diastolik dan sistoliknya 15 hari sebelum dan sesudah pengujian. Pasien diberi konsumsi secangkir teh seduhan 3 kuntum bunga rosela. Setelah 12 hari, nilai sistolik pasien rata-rata turun 11,2%, tekanan diastolik turun 10.7%. Namun, saat konsumsi rosela dihentikan 3 hari, tekanan sistolik meningkat 7,9%; diastolik 5,6%. Itu membuktikan rosela memang berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi.
Khasiat antikolesterol diteliti oleh Vilasinee Hirunpanicha, dari Department of Pharmacology, Faculty of Pharmacy, Mahidol University, Thailand. Periset itu menguji tikus berkolesterol tinggi. Selama 6 minggu, tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok itu masing-masing diberi 1.000 mg dan 500 mg rosela per kilogram bobot tubuh, dan air mineral. Hasilnya, serum kolesterol menurun 22% untuk ekstrak rosela 500 mg/kg dan 26% untuk 1.000 mg/kg bobot. Penurunan juga terjadi pada serum trigliserida sebanyak 33% dan 28% serta serum low density lipoprotein (LDL) level sebanyak 22% dan 32%.
Dari berbagai penelitian tersebut terbukti bahwa tanaman herbal/obat tradisional memang benar-benar bermanfaat bagi kesehatan, disamping tumbuh-tumbuhan obat yang mudah dicari harganyapun juga murah dibandingkan dengan obat-obatan dari bahan kimia. Oleh sebab itu penggunaan obat-obat tradsional tidak dapat luntur dengan kemajuan zaman, karena obat tradsional merupakan warisan budaya dari leluhur terdahulu dan di kembangkan terus-menerus dari generasi kegenerasi dan sampai sat ini.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu dalam mempertahankan kesehatannya. Budaya juga mempengaruhi tempat masuk kedalam sistem pelayanan kesehatan dan mempengaruhi cara melaksanakan kesehatan pribadi. Keyakinan rakyat yang didasarkan oleh kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan penyakit bagi orang yang mempunyai sistem keyakinan tradisional dengan menhasilkan tradisi-tradisi tertentu yang dapat meningkatkan kesehatan dengan cara penggunan obat tradsional yang dilakukan oleh nenek moyang terdahulu.
Prospek perkembangan obat tradisional sebagai alternatif pengobatan dalam pelayanan kesehatan, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut agar dapat menambah nilai beli masyarakat akan produk obat tradsional. Dengan adanya undang-undang yang mengatur tentang penggunaan obat tradisional sehingga masayarkat umum tanpa ragu-ragu untuk mengkonsumsinya.
Banyak keuntungan-keuntungan yang didapat dalam penggunaan obat tradisional diantaranya adalah mudah didapat, harganya terjangkau dan efeknya sampingnya kecil. Misalnya pada teh rosella dengan berbagai macam manfaatnya sehingga dapat digunakan sebagai pengobatan yang baik dan dapat dikonsumsi tanpa merasa takut dengan efek sampingnya, karena teh rosella tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh peminumnya.

B. Saran
1. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut untuk tumbuh-tumbuhan lainnya yang telah terbukti khasiatnya.
2. Membudidayakan lebih lanjut tanaman-tanaman obat.
3. Menjaga kualitas dari khasiat obat-obat tradisional yang lain dengan cara pengolahan dan pendistribusian yang baik sehingga seluruh masyarakat dapat menggunakannya.

DAFTAR PUSTAKA
http://myrosella.blogspot.com/2007/10/manfaat-bunga-rosella.html
http://www.kompas.com/read/xml/2008/02/24/20484898/sehat.dengan.pengobatan.herbal.
http://www.logicol.com.au/images/page/EatingHabits_cust.jpg
http://blogs.pib-banten.go.id/sabit/2008/01/25/teh-hijau-menjaga-kadar-kolesterol/
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/11/15454633/obat.herbal.punya.prospek.cerah
http://www.trubus-online.com/mod.php?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar